Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Oxford Union Society yang bergengsi dan berusia 200 tahun telah membuat sejarah dengan mendukung veganisme secara terbuka: Tim vegan memenangkan debat... Bagian 3 dari 3

2024-03-10
Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Joey Carbstrong (vegan): Hanya 110 miliar manusia yang pernah ada dalam sejarah dunia kita. Kita membunuh makhluk hidup berperasaan lebih banyak daripada jumlah tersebut hanya dalam waktu enam minggu, menurut perkiraan yang paling konservatif. Dan semuanya untuk produk yang sepele dan tidak perlu. Nah, angka-angka ini sungguh tak terduga. Kita berbicara tentang satu hingga tiga triliun hewan darat dan laut setiap tahun. Jika kekejaman seperti ini terjadi pada manusia dalam skala seperti ini, maka ini akan menjadi Holocaust baru, yang lebih besar.

Tapi, mengapa kehidupan mereka diabaikan? Seperti halnya rasisme atau bentuk diskriminasi lainnya, semuanya berawal dari pikiran. Spesiesisme. Anda mungkin pernah mendengar istilah ini sebelumnya. Mirip dengan rasisme, pada dasarnya ini adalah diskriminasi berdasarkan spesies saja. Ini adalah alasan mengapa kita mencintai dan merawat anjing, tapi menakdirkan babi ke peternakan pabrik yang tak menyenangkan dan kamar gas CO2 yang mengerikan untuk menderita dan mati. Spesiesisme adalah bentuk supremasi manusia – kita adalah yang paling penting, jadi kita memilih siapa yang hidup dan siapa yang mati. Di mana kita pernah dengar itu sebelumnya?

Anda akan sering mendengar frasa “penyembelihan berperikemanusiaan” dilontarkan, seolah-olah dengan meletakkan kata berperikemanusiaan di depan kata penyembelihan akan membebaskan kita dari kesalahan moral apa pun. Dapatkah Anda bayangkan orang menggunakan frasa pemerkosaan yang berperikemanusiaan? Perbudakan yang berperikemanusiaan? Bagaimana dengan genosida yang berperikemanusiaan? Setiap orang yang beradab akan mencemooh pemikiran tersebut. Namun, ketika menyangkut pembunuhan hewan, tiba-tiba hal itu tidak menjadi masalah. Pada prinsipnya, penyembelihan yang berperikemanusiaan adalah mitos, dongeng. Itu hanya berfungsi untuk membuat si pembunuh merasa lebih nyaman dalam membunuh dan tidak ada hubungannya dengan hak-hak korban. Jika hak-hak hewan benar-benar dihormati, maka begitu pula hak mereka untuk terus hidup.

Tempatkan diri Anda pada posisi korban. Apakah Anda masih akan menganggap penyembelihan itu berperikemanusiaan jika Anda yang berada di posisi korban?

“Hentikan penyembelihan insan-hewan, itu adalah pembunuhan, itu bertentangan dengan Hukum Tuhan.” ~ Maha Guru Ching Hai (vegan)
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android