Pencarian
Bahasa Indonesia
Judul
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Mengunjungi Neraka, Bagian 6 – Karma Pembunuhan dan Peperangan dan Gelombang Kuku Hitam di Neraka

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut

Pada tahun 2010, saya mendapat mimpi yang sangat jelas. Dalam mimpi itu, saya adalah seorang prajurit berpangkat tinggi. Saya cukup menekan sebuah tombol di pusat komando lalu roket-roket terkirim, memusnahkan banyak rumah dan kota-kota, dan membunuh banyak warga sipil. Saya merasa kuat, percaya diri, dan berkuasa dengan wewenang mengontrol nyawa di tangan saya. Adegan itu berubah. Di jalan yang dilanda perang, saya bertemu seorang wanita tua yang tak berdaya. Dia melihat saya, lalu berbalik dan berusaha menjauh dengan cepat. Saya mengangkat pistol saya dan menembaknya tanpa merasa kasihan. Tanpa suara apa pun, dia terjerembab ke depan, mencoba merangkak perlahan, lalu dia menatap saya, seolah bertanya, "Mengapa?" … Dia tewas menyakitkan, dengan tidak berdaya. Saya merasa bangga sebagai seorang prajurit, tapi jauh di dalam hati, saya tahu saya jelas betul-betul salah. Rasa bersalah itu tetap ada…

Dan dengan rasa bersalah yang dalam dari karma pembunuhan saya itu, saya lalu tampaknya menghabiskan waktu yang sangat lama di neraka. Setelah itu, saya bersyukur tidak bisa mengingat banyak apa yang ada di neraka, kecuali satu hal: ombak demi ombak dari lautan yang gelap tetapi bukan terbuat dari air, melainkan kuku-kuku hitam tajam yang berombak seperti air, terus-menerus memukul saya selagi saya berenang di dalamnya, dan menenggelamkan saya. Saya terjebak di lautan kegelapan dan keputusasaan ini, tak bisa keluar. Saya bahkan tak bisa menangis minta tolong. Tidak ada yang bisa saya lakukan…

Adegan itu berubah lagi, kali ini di lahan pertanian. Pada awalnya, saya tidak bisa melihat diri saya sendiri, saya tidak tahu saya apa, tapi kenangan, perasaan, dan kesadaran saya dulu sebagai prajurit tetap ada – pemuda yang membunuh banyak orang. Saya tidak ingat bagaimana saya sampai di sana. Tapi dari jauh, saya melihat seorang wanita petani yang gemuk. Dalam diri saya, saya bisa mengenalinya sebagai reinkarnasi dari wanita tua yang telah saya bunuh, meskipun dia sudah terlihat berbeda. Kilasan kenangan ketika dia merangkak di jalan kembali. Dengan rasa bersalah yang mendalam, saya berlari ke arahnya. Saya meratap, mencoba berteriak untuk mengatakan, "Maafkan saya!! Maafkan saya!!" Tapi tidak ada respon darinya, dan semua yang bisa saya dengar hanya tangisan babi. Saya mengerti bahwa saya sekarang adalah babi, melihatnya dari ketinggian lutut seseorang. Saya terus menangis keras, minta maaf, tapi yang saya dengar hanya tangisan babi dari mulut saya. Dia tidak mengerti apa-apa saat saya terus meratap…

Akhirnya saya terbangun, bantal saya basah dengan air mata penyesalan. Saya menangis bahkan dalam tidur. Ini adalah beberapa potret dari dosa-dosa saya di masa lalu. Karma pembunuhan membawa rasa bersalah yang begitu dalam dan ketidakberdayaan sehingga saya harus dikirim ke neraka, dihukum sebagai seekor hewan, dan disembelih, karena dosa kita sebagai manusia yang berperang dan membunuh.

Bahkan hingga di kehidupan ini, saat saya jatuh sakit, gelombang kuku hitam akan datang menghantui saya di dalam mimpi saya. Setiap malam sejak saya kecil, saya memimpikan setan kuburan dan mayat-mayat tergeletak di sekitar rumah saya. Tapi semua ini berakhir seketika setelah saya memutuskan untuk menjadi vegetarian pada usia 10 tahun (kemudian menjadi vegan), dan mengikuti Maha Guru Ching Hai di jalan batin Cahaya dan Suara Surgawi, untuk berlatih Metode Quan Yin. Guru menyelamatkan saya dan sekarang saya tidak lagi takut akan kegelapan. Saya bisa mengerti ketidaktahuan manusia, tidak bisa memandang hewan sama seperti kita di dalam. Beberapa dari mereka menanggung kesadaran yang sama seperti kita manusia dalam bentuk fisik hewan, hanya saja mereka lebih dekat dengan hati nurani mereka yang sebenarnya, tidak tertutup oleh pikiran manusia yang rumit ini. Saya berdoa agar manusia dapat menghentikan pembunuhan dan penyiksaan satu sama lain dan penyembelihan hewan, karena kita tidak pernah tahu apa mereka pernah seperti kita. Saya berdoa agar manusia bertobat, berhenti berperang satu sama lain, dan semua mengikuti Maha Guru Ching Hai, tempat perlindungan tertinggi dari dunia ilusi ini.

Terima kasih, Guru, dengan air mata.

Dengan cinta,

Choo Beng

Vegan: karena kami takut neraka.

Efek samping vegan: Anda akan terhindar dari api neraka.

Setiap murid Guru memiliki pengalaman batin dan/atau berkat dunia luar yang bisa sama, berbeda-beda, atau lebih banyak; ini hanya beberapa contoh saja. Biasanya kami merahasiakannya untuk diri kami sendiri, sesuai saran Guru.

Untuk rincian lebih jauh dan unduhan gratis, silakan kunjungi SupremeMasterTV.com/to-heaven

Tonton Lebih Banyak
Episode  6 / 12
1
2021-05-24
20461 Tampilan
2
2021-05-24
11120 Tampilan
4
2021-05-24
9755 Tampilan
12
2023-10-19
1517 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android