Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Kisah tentang Mahākāśyapa (vegan), Bagian 4 dari 10

2024-07-26
Lecture Language:English
Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Apa lagi yang ingin saya sampaikan? Saya terus saja memberi tahu banyak hal dan itu melompat dari satu hal ke hal lainnya.

Mahākāśyapa tidak pernah ingin menikah. Tetapi orang tua-Nya ingin agar Dia menikah, tentu saja, karena Dia adalah anak laki-laki dan Dia akan mewarisi semua bisnis mereka, harta kekayaan mereka, dan Dia akan punya anak untuk mereka dan sebagainya. Jadi, mereka benar-benar terus mendesak-Nya untuk menikah, tapi Dia bilang bahwa Dia tidak mau. Dan mereka terus menekan-Nya. Jadi suatu hari, Dia meminta seorang pemahat yang sangat terkenal dan sangat ahli dalam membuat patung untuk membuat patung wanita tercantik yang bisa Anda bayangkan untuk-Nya. Lalu Dia membawanya pulang. Dia berkata, “Ayah-Ibu, jika ingin saya menikah, inilah tipe gadis yang tepat – yang memiliki kebajikan, memiliki hati yang ingin mengabdikan diri pada latihan spiritual juga – maka saya akan menikahinya.”

Sangat sulit bagi orang tua-Nya untuk menemukan gadis cantik seperti itu; mereka bahkan tidak tahu di mana. Kemudian Dia berkata oke, maka biarkanlah Dia meninggalkan rumah, untuk meminta sedekah di mana pun di dunia, setidaknya di mana pun di negara itu, untuk menemukan wanita itu bagi mereka. Jadi, orang tua-Nya, karena melihat kemungkinan bahwa Dia akan menikah, membiarkan Dia pergi. Jadi, meskipun saat itu Dia masih sangat muda, Dia telah memiliki mentalitas biksu, jiwa biksu, hati biksu semacam ini. Jadi, Dia pergi ke luar, meninggalkan keluarga, tidak membawa apa-apa, dan dengan membawa mangkuk pengemis pergi meminta sedekah dan berjalan dari satu tempat ke tempat lain, memakai alasan itu hanya untuk mencari seorang guru spiritual yang layak untuk mengajari-Nya. Dia juga sangat cerdas. Dia mengetahui banyak hal, Dia mempelajari segala sesuatu, dan Dia sempurna dalam banyak hal. Jadi, banyak guru juga tidak bisa terus mengajari-Nya lagi.

Tetapi seperti sudah ditakdirkan, orang tua-Nya entah bagaimana memiliki seorang teman yang menemukan gadis cantik yang sangat mirip dengan patung yang telah Dia buat, meskipun Dia belum pernah bertemu dengan-Nya. Jadi, Dia harus menikah. Dan sang gadis yang orang tua-Nya ingin agar Dia nikahi juga punya semangat yang sama seperti Dia – tidak ingin menikah, hanya ingin mencari seorang Guru dan berlatih spiritual. Jadi, entah bagaimana, Dia (si gadis) sangat sedih, sangat sedih harus dipaksa menikah karena orang tua-Nya sangat ingin agar Dia menikah karena keluarga-Nya (Mahākāśyapa) sangat, sangat kaya, dan Dia juga sangat tampan, terpelajar, berbudi luhur, lembut, manis, dan sebagainya. Jadi, Dia tidak bisa membantah orang tua-Nya.

Di masa lalu, apa pun yang dikatakan orang tua kepada Anda, Anda harus menurutinya. Terutama dalam hal pernikahan, mereka memilihkan pasangan untuk Anda. Mereka memilihkan suami atau istri untuk Anda, dan Anda tidak bisa menolaknya. Namun kebanyakan, mereka akan berkonsultasi dengan ahli astrologi untuk melihat apakah keduanya memiliki jiwa yang kompatibel, menyukai hal-hal yang hampir sama, dan memiliki warisan keluarga atau kekayaan yang sama. Jika tidak, mungkin akan ada konflik. Dan mereka bertanya kepada para astrolog apakah anak-anak itu cocok atau tidak, apakah mereka akan baik-baik saja atau tidak. Banyak hal lain yang mereka tanyakan untuk memastikan sebelum menikahkan anak-anak mereka – jika keluarga itu punya uang dan semua itu. Jika tidak, jika itu hanya keluarga miskin, mereka akan melakukannya (mengatur pernikahan) begitu saja. Kebanyakan mungkin mereka tidak terlalu peduli. Mereka tak mampu membayar terlalu banyak.

Nah, Keduanya menikah. Tetapi, Mereka tidak saling mengenal sebelumnya, tentunya. Dan Mahākāśyapa tidak ingin melakukan apa pun dengan sang istri. Jadi di malam hari, gadis itu menangis. Setelah malam pernikahan, Dia menangis. Kemudian, Mahākāśyapa bertanya kepada sang Istri apa alasannya. Pada awalnya, Dia tidak mau mengatakannya karena tidak percaya bahwa Dia memiliki suami yang begitu baik seperti Mahākāśyapa. Tetapi akhirnya, setelah [Mahākāśyapa] bertanya berkali-kali, Dia mengatakan bahwa Dia tidak ingin melakukan kontak fisik dengan pria mana pun. Dia tidak ingin menikah. Hanya saja, karena orang tua-Nya memaksa Dia menikah, maka sekarang Dia akan hancur dan ditakdirkan menjadi seorang istri.

Jadi, Mahākāśyapa sangat senang mendengar Dia mengatakan bahwa Dia hanya ingin berlatih spiritual, ingin menemukan seorang Guru sejati. Dia sama sekali tidak menginginkan hal-hal duniawi dan fisik apa pun. Kemudian Mahākāśyapa juga memberitahukan cita-cita-Nya. Jadi, Mereka mengobrol, bertukar pikiran. Mereka berdua sangat, sangat gembira. Jadi, Mereka memutuskan bahwa Mereka akan tetap bersama, tidak ada masalah, dan saling membantu untuk menemukan Guru entah bagaimana. Siapa pun yang menemukan lebih dahulu akan memberi tahu yang lain – lewat kebetulan, atau melalui berita apa pun, atau rekomendasi dari orang lain. Jadi, Mereka tidak tidur bersama. Mereka memiliki dua ranjang, tidur di dua tempat terpisah.

Sampai orang tua Mereka tahu; orang tua mereka tidak senang. Lalu Mereka hanya punya satu ranjang. Mereka dipaksa untuk tidur di satu ranjang bersama. Tapi lalu Mereka punya solusi: Yang satu tidur dan yang lain berjalan di sekitar atau duduk bermeditasi di sudut lain di lantai. Dan Mereka bergantian melakukan itu. Oleh karena itu, Mereka tak pernah harus tidur bersama, saling bersentuhan di tempat tidur. Seperti itulah pernikahan yang Mereka jalani.

Saya ingat beberapa tahun yang lalu, saya membaca sebuah cerita tentang sepasang suami istri – bukan karena alasan spiritual, tetapi untuk sebuah taruhan – mereka tidur bersama, tetapi tidak pernah melakukan kontak fisik sampai lima tahun kemudian. Lalu mereka memenangkan taruhan itu. Teman-teman mereka ingin bertaruh karena mereka cantik dan tampan. Jadi mereka bertaruh bahwa mereka tak bisa melakukan itu, tapi mereka bisa, dengan segala kehormatan. Dan mereka memiliki kamera dan semua itu untuk membuktikannya. Jadi pada akhirnya, mereka mendapatkan banyak uang dari taruhan itu, dan mereka mampu membeli barang-barang bagus atau membeli rumah baru.

Itu bisa jika Anda punya tekad dalam pikiran Anda bahwa Anda melakukan itu untuk suatu tujuan. Anda menikah untuk suatu tujuan, tetapi bukan untuk memiliki kebersamaan fisik yang intim seperti ini. Itu mungkin saja. Itulah mengapa banyak biksu juga memilih hidup selibat. Karena mereka juga melatih diri mereka; mereka menggunakan kekuatan pikiran mereka untuk mengendalikan dorongan mereka, hasrat hormonal mereka. Para biksu dan biksuni melakukan itu. Jika Anda tinggal di komunitas yang hanya terdiri dari laki-laki, jika Anda bukan jenis homoseksual atau biseksual atau semacamnya, maka tidak masalah untuk hidup bersama. Tak ada yang akan merasakan apa-apa. Itulah mengapa salah satu pantangan, prinsip Buddhis, adalah bahwa mereka bertanya ke Anda apa Anda seorang pria normal atau bukan atau apa Anda punya kecenderungan terhadap sesama jenis atau kedua jenis kelamin, hal-hal seperti itu, sebelum Anda diterima untuk menjadi anggota komunitas biksu atau biksuni, untuk mengambil sumpah.

Sudah saya katakan sebelumnya. Dan jika Anda hanya tinggal bersama para wanita, para biksuni, maka saya kira Anda tidak banyak berhubungan dengan orang luar, kecuali untuk waktu singkat saat dibutuhkan. Maka Anda mungkin tidak akan punya masalah dengan itu. Tidak masalah – Anda cukup menyibukkan diri Anda. Anda membaca sutra-sutra, Anda membaca Alkitab, Anda membaca semua jenis cerita Orang Suci, Anda melakukan pekerjaan amal – maka Anda tidak akan pernah punya waktu untuk hasrat fisik. Begitu juga dengan para biksu. Kecuali terkadang hal itu terjadi secara alami karena terlalu banyak hormon dalam mimpi atau saat tidur mereka. Tapi itu bukan kesalahan mereka, dan itu tidak dianggap melanggar sila.

Jangan khawatir tentang batuk saya. Ini akan baik-baik saja. Raja Karma bilang ke saya bahwa batuk itu disebabkan oleh campur tangan saya terhadap karma dari beberapa orang di Rusia. Beberapa tentara pejuang Rusia yang dibebaskan, kembali ke rumah, dan mereka menganiaya atau membunuh orang lain – orang Rusia lain yang tak ada hubungannya dengan mereka; hanya saja kecenderungan mereka memang seperti itu, atau mereka pernah menjadi penjahat di penjara sebelumnya, dan pemerintah Rusia mengubah mereka menjadi tentara di medan perang. Dan ketika mereka pulang, mereka melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Dan saya ikut campur dalam beberapa karma mereka, dan itulah mengapa saya juga menderita lebih banyak – untuk mencegah tindakan kriminal mereka dan membantu para korban mereka... Kita melakukan banyak hal untuk Rusia dan Ukraina (Ureign), tapi itu tetap saja belum memungkinkan untuk berhenti; mungkin perlu waktu lagi. Kedua pihak kehilangan sangat banyak, tapi mereka masih belum bisa menyerah.

Sungguh mengerikan, dunia ini. Terkadang saya merasa, saya sendiri tidak sanggup melihat penderitaan para manusia, insan-hewan, pohon, tanaman, serangga dan semuanya. Bahkan insan-ikan dan makhluk-makhluk kecil. Insan-siput – mereka lahir, mereka ada di kebun atau di jalan, dan orang-orang berjalan dan menginjaknya. Oh, Tuhan! Bayangkan semua cangkang ini menusuk ke dalam tubuh mereka yang sensitif dan lembut. Mengerikan. Mereka punya cangkang karena mereka perlu melindungi diri mereka, tetapi ketika cangkang itu menancap di tubuh mereka, oh, mengerikan. Segala sesuatu menyakitkan saya di dunia ini. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menanggungnya sejauh ini. Saya hanya mencoba melupakan dan meminta Surga memberkati mereka, mengangkat mereka, membebaskan mereka dari nasib mereka yang menyedihkan. Jadi, semua yang Anda lakukan untuk orang lain, ingatlah bahwa Anda akan menanggung karmanya. Tidak mungkin Anda menolong seseorang dan Anda menjadi bebas dari karma. Tidak seperti itu. Entah bagaimana, Anda harus menanggung sebagian.

Photo Caption: Jangan Percaya pada Penampilan Awal yang Kasar Ini, Kita Akan Menjadi Cantik dan Bermanfaat, Segera!

Unduh Foto   

Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (4/10)
1
2024-07-23
5260 Tampilan
2
2024-07-24
4031 Tampilan
3
2024-07-25
3898 Tampilan
4
2024-07-26
3288 Tampilan
5
2024-07-27
3220 Tampilan
6
2024-07-28
2892 Tampilan
7
2024-07-29
2847 Tampilan
8
2024-07-30
2761 Tampilan
9
2024-07-31
2884 Tampilan
10
2024-08-01
2755 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android