Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Itu adalah kisah nyata, sebuah cerita dari Âu Lạc (Vietnam). Sepertinya pejabat Âu Lạc (Vietnam) sedikit lebih pintar. Mereka lebih pandai melindungi diri sendiri. Mereka tahu bagaimana menasihati raja dengan lebih baik, mereka seharusnya tak memakai metode yang sangat serius seperti itu. Di seluruh dunia, jika kalian tidak dapat meyakinkan seorang raja, mengapa kalian harus mati? Mungkin jika kalian menunggu sedikit lebih lama, raja itu akan mati. Setelah raja itu meninggal, kalian akan melayani raja lain. Simpanlah bakat, kebijaksanaan, dan kecerdasan kalian untuk melayani seluruh negeri, bukan hanya satu raja. Jika Dia adalah Raja yang baik, kita harus melayani dan menghormati-Nya serta menyumbangkan bakat kita sepenuhnya kepada-Nya. Jika Dia tidak baik, kita harus menjaga bakat dan kebijaksanaan yang Tuhan berikan kepada kita, kan? Tuhan memberi kita bakat dan kebijaksanaan, bukan untuk Raja, tetapi untuk kita, agar kita bisa melayani seluruh negara, seluruh dunia. Bukan untuk Raja. Jika Raja tidak tahu cara memakai kita, kita bisa menunggu dan mencari orang lain nanti. Tujuan kita adalah melayani negara, melayani rakyat. Membawa kebahagiaan bagi orang-orang bukan untuk melayani raja lalu membiarkan Dia memuji kita.Misalnya, kita punya (insan-)burung merak yang sangat… sangat cantik dan kita memaksanya menikah dengan (insan-)kodok. Si (insan-)kodok tidak menyukai (insan-)merak dan tidak ingin menikahinya. Lalu apakah kita akan merasa sakit hati, lalu membunuh (insan-)merak itu? Apakah begitu? (Tidak.) Itu akan sangat konyol. Jadi ketika kita melakukan sesuatu, bahkan hal yang benar, jika kita lakukan pada waktu yang salah atau pada kesempatan yang salah, itu akan sia-sia. Ini adalah kebijaksanaan.Jika kalian pikir kalian pintar dan terburu-buru melakukan sesuatu, itu tidak baik. Seperti baru-baru ini, ada film anak-anak berjudul “Lion King.” Kalian tahu film itu? Sudahkah kalian menontonnya? (Ya.) Ini film yang bagus. Apa judulnya dalam bahasa Mandarin? (Lion King.) Lion King. Sudahkah kalian menonton film ini? (Ya.) Oke. Dalam film itu, si (insan-)singa muda ingin menyamai ayahnya, untuk bertindak berani. Namun, dia hampir mati dan membunuh ayahnya. Tentu saja, dia tidak membunuh ayahnya sendiri, dan ayahnya juga bukan meninggal karena dia, tetapi akar permasalahannya adalah itu. Dia tidak mendengarkan ayahnya, lalu hal-hal lain terjadi. Satu insiden menyebabkan insiden lain Jika bukan karena insiden pertama, insiden kedua tidak akan terjadi, dan pamannya tidak mungkin menipunya. Kalau saja dia mendengarkan ayahnya. Dia belajar tentang keberanian di waktu yang salah. Apa yang dikatakan ayahnya padanya? “Aku hanya berani saat aku harus.” Itulah keberanian yang sebenarnya.Sama dengan di sini, saat pertama kali berlatih, kita terburu-buru. Beberapa orang belum berlatih dengan baik dan tidak bisa bermeditasi lama, tapi mereka keluar dan menyombongkan diri sembarangan. Orang-orang akan merasa jijik. Itu bukan cara yang tepat untuk menyebarkan Dharma (Ajaran Sejati). Yang terpenting adalah memurnikan tubuh, ucapan dan pikiran kita, serta memenuhi kewajiban kita. Setelah kita berlatih dengan baik, orang-orang akan mengikuti kita bahkan tanpa kita mengucapkan satu patah kata pun. […] Itu bagus untuk suka menjadi guru. Menasihati orang lain untuk berbuat baik itu juga bagus. Mengajar orang lain untuk berlatih spiritual, menjadi vegan, dan menjalankan Lima Sila itu sangat bagus. Tapi kalian harus mempertimbangkan tempat, orang, dan kesempatannya. Selain itu, apakah kalian sudah berlatih dengan baik? Apakah orang-orang punya respek atas apa yang kalian katakan? Apakah mereka akan mendengar kalian? Saya melihat mereka bicara seperti itu dan orang-orang di samping mereka semua menggelengkan kepala, bertanya-tanya apa yang mereka katakan.Photo Caption: Tanaman yang Bahagia Memberi Anda Suasana Hati Bahagia