Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Sutra Bodhisattva Ksitigarbha: Manfaat bagi Yang Hidup dan Yang Meninggal - Bagian ke-5 dari 5 seri

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Jadi, 49 hari itu adalah saatnya kita bisa menentukan nasibnya. Kita harus berdoa. Memberi persembahan. Keluarkan barang miliknya. Jika bisa, maka jual semua harta miliknya dan berikan kepada orang miskin, gereja, vihara, untuk tujuan amal yang baik. Tetapi, tentu saja kalau dia punya anak dan semua itu, kita harus tinggalkan sebagian agar mereka dapat bertahan hidup. Ambillah apa yang Anda bisa, maka dia akan terbebaskan. “Selama 49 hari, mereka yang hidupnya telah berakhir dan yang belum lagi terlahir kembali setiap saat akan berharap bahwa kerabat dekat mereka akan menghasilkan berkah cukup kuat untuk menolong mereka.” Itulah mengapa kadang mereka kembali dalam mimpi Anda atau muncul sesaat di depan Anda. Tetapi, mereka kadang tidak dapat bicara terlalu banyak. Tak bisa bicara, hanya tampak sedih. lalu Anda tahu mereka butuh pertolongan Anda dan dengan segera, dengan segera! Sebab Anda tidak tahu di saat itu berapa banyak waktu tersisa bagi mereka hingga nasib mereka diputuskan. Sekali nasib mereka diputuskan oleh sang hakim, tak ada yang bisa Anda lakukan lagi. Tidak ada waktu lagi! Tetapi, 49 hari sebelum itu, banyak waktu, kita bisa melakukan banyak hal baginya. Bisa membacakan banyak sutra.

"Pada akhir waktu itu, almarhum akan menjalani pembalasan sesuai dengan karma mereka. Jika seseorang adalah pelaku pelanggaran, ia mungkin melewati ratusan ribu tahun bahkan tanpa pembebasan satu hari pun. Jika pelanggaran seseorang pantas mendapat lima kali lipat pembalasan tanpa terputus, ia akan jatuh ke neraka besar dan mengalami penderitaan tanpa henti sepanjang ratusan ribu kalpa.'" Itu adalah miliaran, triliunan, gaziliunan tahun. Bayangkan itu Anda. Bayangkan Anda tak berdaya di sana, disiksa siang dan malam, setiap detik dalam hidup Anda dan Anda mengetahuinya dan Anda merasakan penderitaan, bukan seperti Anda tak merasakan. Dan tak ada yang membantu Anda, tak ada yang bisa Anda hubungi. Terlalu banyak penderitaan, Anda bahkan tidak bisa membuka mulut. Anda bahkan tidak ingat untuk berdoa. Jadi, berdoalah sebelumnya. Dan jika Anda tak memiliki kerabat yang membantu, maka selesai sudah. Anda harus. Penderitaan yang begitu lama, sangat lama, ya Tuhan! Betapa mengerikan, mengerikan! Bayangkan jika itu Anda. Jadi, betapa tak tertahankan, betapa mengerikan, mengerikan! Ya Tuhan, saya tidak pernah berharap ada yang harus melalui ini.

Segala sesuatu di dunia ini adalah ilusi, tetapi hukum dunia bukanlah ilusi, hukum karma bukan ilusi. Anda akan merasakannya jika Anda tidak dibebaskan dari hukum karma, baik melalui kekuatan Guru maupun keyakinan kepada para Buddha atau melakukan perbuatan baik dan selalu menjaga kewaspadaan terhadap kehidupan Anda. Segala sesuatu yang Anda lakukan, Anda pikirkan, atau Anda ucapkan harus selalu baik dan murni, niat yang murni. Jika tidak, jangan katakan. Saya seorang Guru, saya harus mengatakan semuanya, banyak hal. Tetapi, jika Anda tidak harus berada di posisi itu, Anda tetap diam. Anda jangan beritahu orang lain tentang hal-hal buruk dari orang ini dan kemudian orang itu berbicara lebih jauh dan lebih jauh. Mengatakan hal-hal buruk dari orang lain, Anda juga harus berbagi karma itu. Tak hanya jika dilakukan sendiri. Jadi, berhati-hatilah, oke? Ingat ketiga kera itu. (Ya.) Bahkan kera bisa mengajari Anda. Jangan melihat, jangan mendengar, jangan berbicara hal-hal buruk.

"'Selain itu, Tetua Agung, ketika makhluk yang melakukan pelanggaran karma meninggal, kerabat mereka dapat menyiapkan persembahan vegetarian/vegan,'" Anda mengerti? "untuk membantu mereka di jalur karma mereka. Dalam proses menyiapkan makanan vegetarian/vegan dan sebelum dimakan, air bekas cucian beras dan daun sayur tidak boleh dibuang ke tanah.'" Wow! Bahkan air pencuci, sebelum dimakan, jangan membuang air pencuci, air kotor itu, di tanah, air pencuci untuk beras dan sayuran serta buah.

"'Sebelum makanan (vegan) itu dipersembahkan kepada para Buddha dan sangha, tak ada yang boleh memakannya.'" Anda harus berhati-hati dengan semua ini juga. Tak semata memberi persembahan, "Oke, saya makan dulu." Bahkan jangan mencicipinya. Anda harus tahu berapa banyak. Jika sedikit asin, sedikit kurang asin, para Buddha tidak keberatan, selama itu tidak diberikan kepada sangha yang hidup. Bahkan jika kurang asin, maka Anda bisa memberikan lebih banyak kecap atau lebih banyak garam untuk sangha, untuk para bhikkhu yang datang dan membaca atau para bhikkhu yang Anda berikan persembahan makanan. Tapi, jangan mencicipi sebelumnya.

Wow! Sang Bodhisattva benar-benar berbelas kasih. Dia tahu semua rincian tentang penderitaan dan bagaimana cara melepaskan diri dari penderitaan. Dia benar-benar berbelas kasih. Kita semua harus berterima kasih kepada Bodhisattva ini dan sekarang, Ksitigarbha, artinya Bodhisattva Rahim Bumi. Makhluk yang agung, Anda adalah makhluk yang agung, agung, agung, agung. Terima kasih banyak. Saya hendak menangis. Saya merasa sangat tersentuh atas pengorbanan dan kebaikan-Nya. Sangat indah, indah! Terima kasih, kami berterima kasih. Dunia berterima kasih. Semua makhluk diselamatkan, terima kasih. Semua makhluk akan diselamatkan oleh Anda atau sutra yang Anda ajarkan ini. Terima kasih banyak.

Ya Tuhan! Anda lihat berapa banyak Buddha dan Bodhisattva berkorban buat kita. Dan kita hanya melakukan sedikit meditasi, mematuhi Lima Sila, itu tidak sulit. Harus dilakukan. Anda berutang kepada mereka juga. Anda berutang kepada petani, kepada orangtua Anda, saudara-saudari Anda, kepada planet ini untuk menjadi orang baik. Hanya bermeditasi, Lima Sila. Saya tak banyak minta dari Anda. Anda tidak harus datang menemui saya jika Anda tidak mau. Anda tinggal di rumah,Anda percaya kepada saya. Percaya ajaran saya, maka itu sudah cukup baik. Bermeditasi. Berbuat yang baik.

Ketika seseorang yang baik dan berkata – kali ini, saya hanya bilang orang Eropa – tapi seseorang yang baik dan berkata, "Semua datanglah cepat." Meskipun itu salah mereka, tapi itu bagus buat Anda sehingga Anda bisa melihat saya terkadang, beberapa dari Anda. Dan jika Anda tak bisa ke sini...Atau Anda bisa salahkan saya jika mau, tapi itu karma (buruk) Anda. Jangan buat saya bertanggung jawab atas segala hal dalam hidup Anda. Oke? Saya sudah melakukan yang terbaik. Saya seribu kali lebih sibuk daripada Anda. Setiap hari, dalam berbagai hal. Di dalam, di luar. Jadi, lakukan apa yang Anda bisa. Anda temui saya jika Anda bisa. Jika Anda tidak memiliki dukungan keuangan yang cukup, jika saudara, saudari Anda, membantu Anda datang, itu oke. Jika tidak, Anda tinggal di rumah saja. Saya selalu bersama Anda. Anda tak perlu datang menemui saya. Saya tidak memaksa siapa pun dari Anda untuk datang menemui saya. Anda memberi saya waktu Anda dan sebagian uang Anda untuk tiket, tapi itu menguntungkan Anda. Saya tidak meminta. Saya memberi Anda berkali lipat sebagai gantinya. Secara fisik, emosional, secara psikologis, spiritual, Saya juga berikan kepada Anda. Saya tidak, seperti, hanya duduk di sini dan menerima sesuatu. Saya menerima kasih Anda, dan untuk itu saya amat berterima kasih, tapi saya juga memberikan. Bahkan jika Anda memberi sesuatu, saya juga memberikan banyak hal. Saya memberi sesuatu ke orang lain. Mungkin tampaknya tak bermanfaat bagi Anda jika saya memberikannya kepada orang miskin, tetapi itu menguntungkan dunia tempat Anda tinggal. Itu membuat energi yang baik untuk Anda, untuk anak-anak Anda. Membuat planet ini tumbuh lebih baik. Mengerti? (Ya.) Jadi, meski saya tak memberi Anda secara langsung, tapi saya juga memberikan. Semua yang baik juga bermanfaat bagi Anda. Jadi, jangan pernah berpikir negatif.

Cobalah untuk mengingat apa yang dikatakan Buddha: amal, persembahan kepada para Buddha, orang suci, bhikkhu dan bhikkhuni yang tercerahkan. Saya memberi mereka bukan karena saya berpikir bahwa mereka bhikkhu dan bhikkhuni tercerahkan dan mereka menguntungkan saya. Tidak, tidak. Saya memberi mereka karena saya mengasihi mereka. Karena saya pikir, oke... Saya juga tidak tahu mereka bekerja di ladang. Saya pikir mereka hanya duduk di sana dan mengandalkan beberapa murid untuk datang dan mempersembahkan sesuatu. Tetapi, tidak banyak orang Korea yang memiliki waktu untuk pergi ke Youngdong, jadi saya pikir mereka tak memiliki makanan (vegan) yang begitu baik sepanjang waktu. Jadi, apa pun makanan (vegan) yang baik, saya beri mereka karena mungkin mereka tidak dapatkan untuk waktu lama, atau mereka tidak pernah dapatkan. Seperti ketika mereka memberi saya banyak sakya (srikaya) ini, seperti guanabana, sesuatu seperti itu. Seperti gombak Buddha di sini, itu sebabnya mereka menyebutnya sakya, yang berarti "buah Buddha". Mereka memberi saya beberapa dan saya tanya biarawati asisten saya, "Mereka punya buah ini di Korea?" Dia jawab,"Tidak, tak bisa ditanam." Dia berkata, "Sudah mencoba, tapi tak tumbuh." Saya berkata, "Oke, cepat bawa mangkuk penuh buah ini untuk diberikan kepada para biarawati. Tidak cukup untuk masing-masing, tapi mereka dapat berbagi. Katakan itu kepada mereka." Karena mereka tidak memilikinya.

Karena saya merasakan bahwa seorang bhikkhu tak punya apa-apa: tak punya keluarga,tak punya suami, tak punya anak, tak punya istri, dan hanya beberapa makanan (vegan) untuk hidup dan tidak punya cukup. Itu sebabnya saya memberi mereka. Anda mengerti? (Ya.) Bukan demi pahala – tidak! Saya tak peduli pada diri sendiri. Segalanya di sini, saya benar-benar menyadari bahwa itu adalah ilusi. Tidak ada apa-apanya buat saya. Jadi, Anda harus memberi dalam semangat seperti ini, dalam kasih. Membantu karena Anda pikir mereka membutuhkannya. Jangan pernah memikirkan pahala. Sang Buddha mengatakan semua itu, menjelaskannya kepada Anda, tapi Anda jangan berpikir seperti itu. Anda harus memberi dengan kasih. Kemudian saya beritahu Anda, pahala akan berlipat ganda meski Anda peduli hal itu atau tidak. Tapi, jika Anda memberi tanpa kasih dan kemudian Anda… Anda mendapatkan pahala, tapi itu tidak murni.

Tidak banyak, apa yang saya berikan kepada mereka. Tentu saja mereka makan bersama kumpulan. Tapi, sesuatu yang baik dan saya pikir mereka mungkin tak pernah memilikinya dan mencicipinya, karena di negara mereka atau karena menjadi biarawan. Itu sebabnya saya katakan, Anda harus menghormati mereka. Mereka bisa tinggal di luar, bekerja, mendapat banyak uang seperti Anda. Punya suami, istri, anak-anak, punya rumah, mobil. Tapi, penyangkalan diri, karena mereka percaya kepada Sang Buddha. Mereka percaya menjadi biarawan adalah jalan menuju pembebasan. Karena mereka berpikir bahwa hakikat kehidupan adalah fana. Saya menghormati idealisme itu. Saya menghormati bahwa mereka berpegang pada keyakinan itu. Itu sebabnya kita hormati mereka. Perlu banyak penyangkalan diri untuk melakukan itu. Jadi, jangan katakan, "Sama. Sama, diinisiasi oleh Guru. Sama saja." Tidak sama! Anda menikmati semuanya. Mereka tidak. Anda mengerti sekarang? (Ya.) Jadi, beri mereka tempat dan rasa hormat, beri jalan saat mereka lewat. Lakukan apa pun sesuai cara penghormatan Anda. Jangan berpikir itu sama, menyebut mereka "brother", "sister", Guru yang sama, inisiat yang sama. Tidak sama. Mereka istimewa.

Selain mematuhi Lima Sila, mereka mematuhi lebih banyak sila daripada Anda. Banyak sila yang tidak saya beritahukan kepada Anda karena Anda bukan biarawati dan biarawan. Anda tak diizinkan mengetahuinya. Karena ada yang sensitif, Anda tidak bisa katakan di depan umum. Beberapa benar-benar terperinci, bagaimana mematuhi sila. Rincian sebenarnya, tidak baik untuk disampaikan kepada publik. Dan juga, mereka menolak banyak hal. Mereka tidak tidur di ranjang yang besar, tinggi, dan nyaman. Tidak semua, kecuali mereka sakit. Dan mereka banyak bermeditasi. Mereka benar-benar mematuhi sila. Mereka benar-benar paham kenapa menjadi biarawan dan biarawati, kenapa mereka berlatih. Beberapa dari Anda tidak, karena Anda terlalu sibuk di luar dan terganggu oleh keluarga atau pekerjaan atau mencari nafkah dan masih terikat pada kehidupan seperti itu. Beberapa dari Anda tidak. Saya tak bilang Anda semua terikat. Meskipun Anda seorang awam, bukan berarti Anda terikat. Saya tidak mengatakan itu, tetapi saya mengatakan banyak dari Anda masih terikat pada makanan yang Anda sukai, pakaian yang ingin Anda kenakan. Ketidak-terikatan berasal dari dalam. Jadi, jika Anda terlalu banyak di dunia, sulit untuk melepaskan diri, sulit punya waktu untuk berpikir, berkonsentrasi pada latihan spiritual. Itu yang saya katakan. Saya tak maksudkan secara spiritual, saya tidak maksudkan bahwa Anda tidak bisa menjadi Buddha jika Anda seorang awam atau Anda memiliki pencerahan yang lebih sedikit, belum tentu.

Saya hanya menghormati mereka karena idealisme mereka, penolakan yang mereka buat, penyangkalan diri yang mereka usahakan. Mereka berusaha keras menjadi orang baik, menjadi biarawan yang baik. Mereka berusaha, itu sulit, tetapi mereka berusaha. Di zaman keserakahan materi dan pengembangan dan kompetisi ini, mereka masih berusaha untuk tetap seperti itu. Itu sulit. Jadi, saya menghargai itu. Dan terlebih lagi, saya bersimpati atas kehidupan yang mereka jalani, karena saya tahu itu dari pengalaman saya sendiri. Anda butuh disiplin, Anda butuh kemauan kuat untuk tetap fokus pada latihan spiritual dan tidak teralihkan oleh kenyamanan lain. Itu sulit, tetapi bisa dilakukan. Jika Anda sungguh ingin pencapaian spiritual, Anda akan melakukannya. Anda lakukan saja, lalu itu alami. Anda tidak mengeluh, Anda tidak merasa ini adalah kesulitan. Apa pun yang Anda tahu baik untuk latihan spiritual Anda, Anda lakukan. Anda akan lakukan, lakukan saja. Anda tidak keberatan tidur di tenda atau tidur di tanah atau tidur di gubuk kecil bukan di rumah. Anda tidak keberatan apa-apa. Jika Anda tahu ini lebih baik untuk Anda, Anda lakukan.

Jadi, saat Anda memberi, baik kepada biarawan atau biara atau gereja atau vihara, Anda lakukan, Anda harus melakukannya dengan kasih. Anda harus membayangkan, jika Anda tak dapat memiliki kasih, Anda harus membayangkan, "Oke, bagaimana jika saya orang itu. Saya tidak memiliki keluarga, saya tidak memiliki kemewahan, saya harus hidup di tanah, berdoa banyak kali dalam sehari, tidak memiliki apa pun lagi. Banyak hal saya tolak dalam hidup. Anggaplah saya amat menyukai ini, tapi saya biarawati, biarawan, saya tidak bisa memilikinya. Saya sangat menyukai itu, tapi jika kini saya biarawan atau biarawati, saya tak akan memilikinya." Bayangkan itu. Maka, Anda merasakan kasih untuk orang yang mengorbankan hidup mereka demi cita-cita luhur, untuk tujuan yang lebih tinggi. Maka, Anda mengasihinya. Karena saya merasa seperti saya adalah mereka. Itu masalahnya. Saya merasa seolah saya serangga itu,jadi saya tak bisa membunuhnya. Saya merasa seolah saya merpati, jadi saya harus beri makanan vegan. Saya harus memotong. Dia tidak hanya suka roti, dia suka makanan anjing (vegan) saya. Ini adalah perempuan yang cerdas, merpati yang cerdas, merpati kecil. Saya memberinya roti (vegan) di atap sehingga dia tidak merasa takut turun lebih rendah, tapi dia turun karena makanan anjing (vegan) yang berwarna-warni. Dia mencoba makan, tapi terlalu besar, dia tidak bisa. Jadi, setelah saya melihat itu, saya hancurkan menjadi potongan-potongan kecil di jalan untuknya, karena dia suka di sana. Dia tidak suka itu di mangkuk dan di atap. Harus bagaimana? Jadi, saya menaruh air di sana dan menghancurkannya karena peletnya keras untuk anjing-anjing, itu baik untuk gigi mereka. Tapi, saya harus menghancurkannya dengan batu di jalan, sebab di situlah dia menginginkannya. Saya ingin dia makan di mangkuk, bersih. Tapi, tidak! Dia menyukainya di tanah, kotor. Apa yang harus saya lakukan? Oke, kalau dia suka itu, ke sanalah dia pergi. Saya menaruhnya di atap, dia tidak memakannya. Dia turun dan melihat ke tempat saya meletakkannya kemarin, dan dia tidak melihatnya dan dia pergi. Jadi, saya mengambilnya dari atap, saya menaruhnya di tanah untuknya. Begitulah adanya. Anda peroleh apa yang Anda inginkan. Walau saya tahu yang lebih baik, tetapi jika itu yang Anda inginkan, maka Anda mendapatkannya.

Lakukan dengan kasih. Semuanya harus Anda lakukan dengan kasih. Jika Anda memberi tanpa kasih, maka itu sangat kosong, kosong. Bahkan memberi kepada pengemis, Anda harus mengerti situasi mereka. Mungkin Anda tidak bisa, tapi setidaknya beri dengan simpati, dengan rendah hati, dengan pemikiran perlindungan, dengan energi yang baik. Bukan berkata,"Ini,ambil dan pergi," bukan seperti itu. Kasih adalah inti dari setiap tindakan yang Anda lakukan. Tanpa itu, Anda hanya kerangka kosong. Tanpa kasih, Anda bukan apa-apa. Sungguh. Apa pun yang Anda lakukan, banyak amal dan semua itu, Anda hanya membual dengan orang, tetapi Anda tidak mendapat manfaat apa pun. Orang itu mungkin makan, mengisi perutnya, tapi dia merasa tidak enak. Karena energi yang Anda berikan tidak membangkitkan semangat. Dan Anda memberi banyak uang, tetapi Anda tidak menerima apa pun. Anda tidak merasa puas, Anda tidak merasa bahagia. Karena jika orang itu bahagia dan Anda memberi dengan kasih, maka Anda merasa sangat bahagia, seolah-olah orang itu adalah Anda. Dan Anda merasa lebih bahagia daripada orang itu. Itu tidak bisa diukur, tapi saya tahu itu.

Jadi, sebelum Anda memberi persembahan kepada para Buddha dan sangha – gambar Buddha atau patung Buddha, oke, baik, atau sangha hidup atau tidak – tetapi Anda jangan makan dulu. Anda jangan mencicipinya. "'Jika ada kelalaian atau pelanggaran dalam hal ini, maka almarhum tidak akan menerima kekuatan darinya.'" Wow! Wow! Jika Anda tidak berhati-hati dan melakukan apa yang dikatakan di sini, maka almarhum tidak menerima apa pun, tidak peduli berapa banyak yang Anda lakukan. Jadi, bersikaplah sangat hormat. Bahkan air yang Anda gunakan mencuci sayuran, Anda jangan buang ke tanah. Setelah Sang Buddha makan dan setelah orang makan, mungkin Anda bisa. Sebelum itu – tidak. Sebelum para Buddha atau sangha yang Anda persembahkan, maka Anda jangan mencicipinya, Anda jangan memakannya. Selalu jaga kebersihannya, dan sebaiknya tutup mulut dng masker dan sajikan dengan sarung tangan. Jadi, Anda tak mencemari makanan yang Anda persembahkan kepada Sang Buddha sehingga pahala itu bisa dipindahkan melalui kemurnian dan kasih kepada orang yang meninggal itu.Hanya kemurnian dan kasih yang dapat mengangkut benda materiil seperti itu ke dalam pahala yang luar biasa dan tak terlihat. Hal-hal yang terkontaminasi tidak dapat memindahkan ini. Sama seperti tabung, pipa air, jika diblokir di dalam bahkan dengan batu kecil saja, airnya tidak keluar. Atau jika pipa itu kotor, air keluar berlumpur, kuning, cokelat, buruk. Mudah dimengerti atau tidak? Jadi di sini, Anda harus berhati-hati. Anda mempersembahkan makanan (vegan) di depan patung Buddha atau untuk biarawan, Anda jangan membuang air bekas cucian sayuran. Simpan di sana. Nanti mungkin, nanti setelah makan. Setelah semua makanan disantap, baik oleh sangha maupun ... Jika Anda mempersembahkannya, lalu Anda buang. Dan jangan cicipi makanan (vegan) sebelum Anda persembahkan kepada Sang Buddha, bahkan Buddha yang telah wafat. Jangan cicipi makanan (vegan) itu. Berikan kepada biarawan dahulu, dengan segala kasih dan hormat. Jika tidak, maka almarhum takkan menerima kekuatan darinya. Ya Tuhan! Diblokir, Anda paham? Pemblokiran, itu sebabnya.

"'Jika kemurnian dijaga dengan kuat dalam memberikan persembahan kepada Sang Buddha dan sangha,'" baik Sang Buddha itu masih hidup maupun sudah meninggal, "'almarhum akan menerima sepertujuh dari pahala tersebut. Karena itu, Tetua, dengan memberi persembahan vegetarian/vegan atas nama ayah, ibu, dan kerabat lainnya yang telah meninggal sambil memohon dengan sungguh-sungguh atas nama mereka, para makhluk Jambudvipa memberi manfaat bagi yang hidup dan yang meninggal.' Setelah itu dikatakan, ratusan ribu juta nayuta hantu dan arwah Jambudvipa yang berada di istana Surga Trayastrimsa," saya sudah katakan, "Membuat tekad tak terbatas untuk mencapai Bodhi," berarti menjadi Buddha. Para hantu! Semua hantu dan arwah dan bahkan yaksa! Dan ratusan ribu juta jumlah tak terbatas. "Nayuta" berarti panjang, tak terhitung.

"Tetua Luar Biasa Fasih memberi hormat dan mohon diri." Dia hanya bertanya demi kepentingan para makhluk, dia tidak perlu tahu. Dia sudah menjadi dewa. Dia sudah menjadi Orang Suci, dia tidak butuh semua persembahan ini atau dia tidak perlu tahu semua ini. Dia tidak perlu tahu. Dia hanya bertanya demi kepentingan yang lain. Dia sudah tahu. Dan bahkan jika dia tidak tahu, dia tidak perlu tahu. Dia terbebaskan. Paham sekarang? Jadi, kita berterima kasih kepada Tetua Luar Biasa Fasih ini juga, dan Ananda dan siapa pun yang mengajukan pertanyaan kepada para Buddha atau Bodhisattva sehingga para orang bijak ini dapat menjawab. Kita berterima kasih kepada mereka semua. Terima kasih.(Terima kasih.)
Tonton Lebih Banyak
Video Terbaru
2024-12-19
162 Tampilan
2024-12-19
1385 Tampilan
2024-12-18
857 Tampilan
2024-12-18
331 Tampilan
46:16
2024-12-18
126 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android