Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Berharganya Tubuh Manusia, Bagian 2 dari 8

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Oh, ngomong-ngomong, saya baru ingat bahwa saya ingin memberi tahu Anda bahwa dalam empat hari, saya punya tiga opsi. Opsi pertama adalah yang final, yaitu saya akan terbunuh karena kekuatan negatif akan menggunakan cara-cara yang tragis untuk membunuh saya. Kemudian, saya bisa saja mati, dan tak seorang pun akan berada di sana secara fisik untuk membantu saya atau mengetahuinya hingga mungkin jauh, jauh di kemudian hari. Saya tidak tahu kapan. Pilihan lainnya adalah saya harus pergi jauh tanpa ada seorang pun yang mengenal saya, berharap semoga kekuatan negatif tidak akan menemukan seseorang yang cocok untuk membunuh saya di sana. Pilihan nomor tiga... Saya harus berhenti sejenak. Oke. Saya merasa lebih baik sekarang. Saya hanya terlalu emosional sehingga saya harus berhenti sejenak.

Nah, pilihan nomor tiga adalah pilihan yang baik, yang beruntung, bahwa saya dapat hidup, bahwa saya akan hidup, dan terus bersama Anda dan berbagi dengan Anda ajaran dari Surga dan bahwa saya bahkan dapat memberi tahu Anda apa saja yang diizinkan untuk saya sampaikan atas Rahmat dari semua Buddha dan Tuhan. Bahkan di dalam tubuh fisik, tak ada Guru yang dapat memberi tahu semua hal kepada Anda. Sang Buddha pernah berkata bahwa apa pun yang Dia sampaikan kepada mereka, para murid, hanyalah beberapa lembar daun di tangan-Nya dibandingkan dengan dedaunan di seluruh hutan di planet kita. Jadi, Anda tahu berapa banyak yang dapat Dia sampaikan dan berapa banyak yang tak bisa Dia sampaikan. Juga, karena hal ini memakan waktu dan pancaindra fisik para murid tidak selalu cukup tajam untuk memahami segala sesuatunya.

Ingat suatu ketika Sang Buddha berkata kepada Yang Arya Ananda, pembantu utama-Nya yang paling setia, bahwa Dia, Sang Buddha, telah mencapai suatu kekuatan super sehingga Dia dapat tinggal di dunia fisik selamanya jika kita menginginkannya. Dan Dia bertanya kepada Ananda. Pertama kali, Ananda seperti mengantuk, tidak mendengar, tidak mengatakan apa-apa. Kali kedua, Ananda juga tidak mendengar, tidak menanggapi, tidak bereaksi dengan cara apa pun. Kali ketiga, Buddha bertanya lagi, Ananda juga tidak mengatakan apa-apa. Jika Dia berkata, “Oh, kumohon, Yang Dihormati Dunia, mohon tinggallah bersama kami selamanya karena kami membutuhkan-Mu. Kami para makhluk hidup di dunia samsara yang penuh penderitaan ini sangat membutuhkan-Mu.” Tapi Dia diam saja.

Jadi setelah itu, Raja Maya datang dan berkata kepada Sang Buddha, “Baiklah, dalam tiga bulan, Anda harus meninggalkan dunia ini karena tak ada yang menginginkan Anda.” Anda tahu, segala sesuatu yang ditanyakan oleh Sang Buddha atau Guru mana pun kepada Anda tidak boleh lebih dari tiga kali, jika Anda tidak menjawab. Itulah sebabnya Sang Buddha telah pergi dari kita. Ini adalah hal yang sangat disayangkan dalam hati saya. Jika Sang Buddha ada di sini, dunia kita akan jauh lebih baik – sebuah surga yang dapat dinikmati oleh semua orang. Karena jika Sang Buddha terus hidup secara fisik di dunia kita, maka Sang Buddha tidak hanya akan mengajari beberapa ribu murid, tetapi lebih banyak lagi, dan Welas Asih-Nya, ajaran-Nya yang penuh belas kasih akan menyebar ke seluruh dunia. Maka dunia kita akan berubah.

Saat ini, kita memiliki lebih banyak teknologi tinggi dan segala macam kemudahan dan transportasi sehingga ajaran Sang Buddha tidak hanya dicetak dengan cara kuno di beberapa buku di suatu tempat, di perpustakaan atau di beberapa wihara, tetapi akan tersebar ke seluruh penjuru planet ini. Maksud saya, bukan karena semua biksu dan biksuni melafalkannya, tetapi karena kata-kata Sang Buddha sendiri, diri-Nya sendiri, dengan suara-Nya sendiri, akan memiliki Kekuatan yang luar biasa untuk menyadarkan orang-orang. Jika tidak, jika hanya dengan membaca sutra kita menjadi tercerahkan dan mengubah dunia, maka kita sudah melakukannya sejak dahulu karena ada berjuta-juta umat Buddha. Mungkin ada ratusan ribu atau jutaan biksu dan biksuni membaca sutra Buddhis setiap hari, dan tidak ada yang berubah di dunia kita. Ada perbedaan ketika Sang Guru sendiri yang mengatakannya. Karena segala sesuatu yang berasal dari Guru yang tercerahkan seperti Buddha atau Yesus akan memiliki, oh Tuhan, Kekuatan yang sangat besar untuk membangunkan hati, pikiran dan jiwa yang mendiami orang-orang dan makhluk-makhluk lainnya juga. Ini tidak sama ketika Anda mengulangi kata-kata dengan suara Anda sendiri karena Anda tidak memiliki kekuatan yang cukup dalam kata-kata Anda untuk menyebarkannya ke dunia, kepada orang-orang di luar. Anda sendiri mengetahuinya.

Ngomong-ngomong, jangan terlalu khawatir tentang hal itu. Saya hanya memberi tahu Anda, untuk berjaga-jaga. Anda tahu, Raja Karma telah memberi tahu saya tentang semua itu, tentang situasi hidup dan mati saya selama empat hari. Dan Dia juga mengungkapkan kepada saya cara untuk mengatasi bahaya tragis yang akan ditimpakan kepada saya oleh maya – oleh kekuatan celah-karma, kekuatan negatif. Tapi saya tidak yakin… Yah, saya merasa bisa melakukannya. Tapi saya masih 5% tidak yakin. Nah, untuk bersikap positif, saya mencoba percaya bahwa saya bisa melakukannya. Tapi siapa yang tahu jika karma dunia juga akan ditambahkan ke dalam situasi saya – maka, saya harus jujur, saya tidak bisa memastikannya.

Seandainya opsi pertama berhasil, dan opsi kedua dan ketiga gagal, ketahuilah bahwa saya sangat mencintai Anda, setiap saat, kapan saja. Saya selalu mencintai Anda bahkan di sini atau di Surga, rendah atau tinggi atau Surga saya sendiri di atas. Saya akan selalu bersama Anda, membantu, mendukung, melindungi, menyelamatkan Anda dan mengangkat Anda dengan cara apa pun. Saya tidak akan meninggalkan Anda sama sekali, tidak akan pernah. Tetapi berusahalah sebaik mungkin untuk menjadi layak bagi semua Para Suci dan Para Bijak, yang berarti Para Buddha, Bodhisatwa di segala penjuru, di segala zaman, dan Kuasa Tuhan Yang Mahakuasa yang berusaha membantu Anda. Jadilah layak. Berusahalah sebaik mungkin. Itu saja. Hanya itu yang perlu Anda lakukan. Berusahalah sebaik mungkin.

Seandainya sesuatu terjadi pada saya dan Anda tidak mendengar kabar dari saya, tidak melihat saya lagi, maka teruslah berlatih sebanyak yang Anda bisa. Kemudian lanjutkanlah Supreme Master TV sampai Anda tidak bisa lagi. Anda telah dilatih selama beberapa tahun dan Anda tahu apa yang harus Anda lakukan. Jika saya tak lagi ada di sana untuk mengoreksi Anda, mengarahkan Anda, atau menyarankan sesuatu yang baru kepada Anda, atau membantu Anda dengan cara apa pun secara fisik, saya akan melakukannya secara spiritual. Saya akan selalu ada bersama Anda. Tenang saja; fokuslah ke dalam. Maka Anda akan mendengar, Anda akan melihat, Anda akan merasakan, Anda akan tahu apa yang ingin saya sampaikan kepada Anda. Jadilah murni, tenang di dalam, lalu Anda akan mendengarnya, mengetahuinya, merasakannya. Semoga Anda diberkati selamanya. Amin. Terima kasih.

Dan mengenai kepergian tubuh saya, sekiranya itu benar-benar terjadi, jangan menyalahkan apa pun; hanya saja mungkin karma dunia terlalu besar lagi, juga bersama-sama dengan sihir jahat, dan kekuatan negatif. Wanita penyihir ini tidak hanya seorang diri, dia juga memiliki 510 pengikut – semuanya demon, semuanya jahat, semuanya buruk; yang serupa akan saling menarik. Jadi tidak semudah itu. Ketika Sang Buddha masih hidup, dikatakan bahwa selama tiga bulan, akibat karma para murid yang terlalu berat, Sang Buddha tidak punya apa-apa untuk dimakan. Dia harus mengonsumsi pakan kuda. Dan itu terjadi di India. Di Timur, orang-orang masih lebih menghormati para biksu, mereka lebih terbiasa dengan ajaran yang lembut, dan mereka dibesarkan untuk menghormati para praktisi spiritual. Tetapi tetap saja, Dia diperlakukan seperti itu, dan hampir mati – dengan sepupu-Nya yang menggulingkan batu ke arah-Nya, atau ingin membunuh-Nya, tapi hanya bisa memotong salah satu jari kaki-Nya. Dan Tuhan Yesus telah dianiaya sejak Dia keluar untuk mengajarkan Kebenaran, dan akhirnya disalibkan di kayu salib seperti itu.

Itu karena dunia fisik ini punya energi yang sangat kasar – tidak toleran, tidak baik hati sama sekali, akibat aksi-aksi kekerasan manusia. Sejak berapa lama – Anda tahu, kita tidak bisa menghitungnya. Jadi sesekali, ada gangguan pada sistem, seperti pandemi, epidemi, kehancuran akibat bencana, perang, dll. Tapi tetap saja, itu tak cukup untuk membersihkan semua karma planet ini. Jadi sekarang ada era besar yang sedang terjadi – mungkin kita sedang menghadapi akhir. Semua malaikat, semua Surga, semua Buddha dan Guru, bahkan Tuhan Yang Mahakuasa, berusaha membantu kita. Tetapi kita perlu mengambil instrumen yang bisa membantu kita. Kita harus mengambil jalan yang bisa memberi kita kebebasan untuk melepaskan diri. Tapi kita tidak lakukan. Kita tidak. Karena jika kita menciptakan kekerasan, maka kekerasan itu akan kembali kepada kita seperti bumerang. Ini seperti, “Apa pun yang Anda tabur, itulah yang akan Anda tuai”.

Dan para Penolong hanya bisa berusaha semaksimal mungkin dan meneteskan air mata Mereka; Mereka melakukan apa yang Mereka bisa. Tapi kitalah, para tokoh utama, yang harus benar-benar menolong diri kita sendiri, untuk menunjukkan Sifat Buddha yang sesungguhnya – setidaknya sampai tingkat tertentu. Jika kita tidak mengenalinya, jika kita belum mencapai Kebuddhaan, setidaknya kita harus menunjukkan cinta kasih sampai tingkat tertentu. Dan kita harus menunjukkan status sebagai anak-anak Tuhan yang penyayang. Jika tidak, kita tak akan mendapatkan apa pun yang seperti itu. Jika kita terus menciptakan kekerasan terhadap manusia lain dan juga terhadap semua makhluk lain, maka kita tidak akan mendapatkan hal lain sebagai balasannya, kecuali apa yang telah kita tabur. Apa yang Anda tabur, itu yang akan Anda tuai. Apa pun karma yang Anda ciptakan, Anda akan menerima hasil yang sama.

Agama apa pun mengatakan hal yang sama: Kristen mengatakan itu, Buddhisme mengatakan itu; Jainisme mengatakan hal yang sama, Hinduisme mengatakan hal yang sama; Islam juga mengatakan hal yang sama. Kita hanya harus menemukan dan mengamalkannya. Kita harus menemukan ajaran itu di sana, di dalam agama kita sendiri, dan mengamalkannya. Maka kita akan tahu. Jika tidak, tidak banyak lagi yang bisa dilakukan oleh Para Suci dan Para Bijak, atau Sang Buddha.

Unduh Foto   

Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (2/8)
1
2024-06-28
16424 Tampilan
2
2024-06-29
10482 Tampilan
3
2024-06-30
9706 Tampilan
4
2024-07-01
9538 Tampilan
5
2024-07-02
8483 Tampilan
6
2024-07-03
7983 Tampilan
7
2024-07-04
7623 Tampilan
8
2024-07-05
7442 Tampilan
Tonton Lebih Banyak
Video Terbaru
2024-12-19
162 Tampilan
2024-12-19
1384 Tampilan
2024-12-18
855 Tampilan
2024-12-18
331 Tampilan
46:16
2024-12-18
126 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android