Pencarian
Bahasa Indonesia
Judul
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Kehidupan Sri Mahavira: Melanjutkan Puasa demi Menolong Chandana, Bagian 3 dari 5

2020-09-19
Lecture Language:Mandarin Chinese (中文),English
Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut

Dia melihat Baba Sawan Singh membawanya menemui Tuhan, di takhta Tuhan. Dan dia menangis. Dia bilang, "Tak pernah saya bayangkan, tak pernah... Sepanjang hidup saya, tak pernah saya bayangkan saya bahkan bisa mendekati takhta Tuhan dan bicara kepada-Nya seperti itu."

Wihara ini bukan… tidak terlihat seperti wihara Buddhis biasa. Itu hanya sebuah bangunan, bagian dari bangunan yang melekat pada seluruh blok yang panjang, dan itu hanya satu bagian darinya. Itu dibuat menjadi sebuah wihara. Dan sang guru pada saat itu, dia membeli wihara itu hanya untuk mengajar murid-murid Amerika. Setiap tiga bulan, dia pergi ke sana. Dan murid-muridnya, saya menghitung jari saya, mungkin sekitar 30, 40,wihara kecil. Dan mereka datang tiap hari Minggu untuk mendengarkan dia dan dia kadang mengadakan retret bersama mereka. Dan retret itu mungkin diikuti 20 atau 20-an orang. Jadi, itu bukan seperti wihara yang terkenal. Itu tidak terlihat seperti wihara di luar. Hanya apartemen biasa. dua tingkat dan ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah adalah dapur – komunitas memasak dan makan. Dan lantai pertama adalah untuk para Buddha, aula dan meditasi. Lantai tiga adalah tempat tinggal. Saya punya satu kamar kecil di sana. Dan sang guru tinggal di depan; saya tinggal di belakang. Satu ruangan, dipisahkan oleh koridor dan ruang kosong.

Jadi, jika saya pergi ke luar, jauh, dan kembali dan tidak menulis alamat wihara itu, saya akan tersesat.  Tapi, mereka bisa menemukan wihara itu, menekan bel. Saya sendirian; kepala wihara, dia bolak-balik. Dia memiliki kartu hijau, bolak-balik. Jadi, bagaimanapun, mereka datang dan memberitahu saya Mereka [pencari Kebenaran] menggambarkan apa yang dikatakan pemandu batin mereka tentang saya, bahwa saya akan memberikan inisiasi, dan mereka akan mendapat Suara (Surgawi batin), kalian dapat mendengar samudra. Jadi, saya pikir dia tidak mungkin berbohong. Dan saya bertanya kepadanya apakah dia tahu sesuatu tentang Metode Cahaya (Surgawi batin) dan Suara (Surgawi batin), dan tentang ajaran ini dan itu. Setidaknya ajaran serupa atau lainnya. Apakah dia membaca sesuatu? Mereka jawab, “Tidak. Tidak tahu. Hanya saja pemandu menyuruh kami untuk ke sini dan Anda akan memberi kami pengurapan rohani, dan kami akan mendengar samudra, meskipun tidak ada samudra." Sesuatu seperti itu. Jadi, saya pikir mereka tak mungkin berbohong. Untuk apa mereka berbohong? Karena saya tidak berencana untuk menginisiasi siapa pun. Saya hanya tinggal di wihara itu, membersihkan kamar mandi dan lantai setiap hari. Lalu saya bilang, “Oke. Tapi, kalian harus menjadi vegetarian (vegan).” Mereka bilang, “Ya, kami sudah.” Karena dalam tradisi mereka juga mungkin seperti itu. Oh, sangat tulus. Pengalamannya bagus.

Dan kemudian mereka terus datang sekali-sekali menemui saya sesudahnya, kemudian bermeditasi dengan saya atau sendirian. Saya memberi mereka kamar yang selalu disediakan kepala wihara untuk menemui murid-muridnya selama retret. Jadi, saya bilang, “Kalian tinggal di bawah sana, saya tinggal di kamar saya. Karena saya tak bisa memberi kalian kamar di lantai atas.” Di lantai atas hanya ada satu kamar untuk sang guru dan ruangan lain untuk meditasi. Selain itu, di lantai atas ada satu ruang meditasi untuk para murid ketika mereka datang. Di pagi hari, mereka datang bermeditasi bersamanya. Sebelumnya saya berpikir bahwa mereka keliru. Saya bilang, “Jika kalian mencari kepala wihara, dia tidak ada di sini. Kalian kembali dua bulan lagi; dia akan kembali ke sini. Dan namanya bukan Ching." Saya memberitahu mereka. Dia adalah seorang biksu Buddhis. Lalu mereka bilang, “Tidak, tidak. Mereka bilang Guru Ching." Kata saya, "Mungkin Guru Ji. Guru Ji. Dia laki-laki.” Mungkin “Ji” adalah bahasa India untuk Guru agung. Orang-orang selalu mengatakan Guruji, Maharaji, atau Mataji. Babuji, Babaji. Semua dengan "ji" berarti agung. “Jadi, saya pikir mungkin itu yang dimaksud pemandu kalian dengan Guru Ji. Tapi. dia tak ada di sini." Kemudian dia berkata,“Tidak, tidak. Karena pemandu batin mengatakan ia seorang perempuan. Dan apakah kepala wihara mengajarkan Metode Samudra?” Saya jawab, “Tidak, dia tidak tahu apa-apa tentang samudra.” Maka, dia bilang, “Kalau begitu bukan.” Apakah Anda mengetahuinya?" Mereka bertanya kepada saya apakah saya tahu sesuatu tentang Suara Samudra (Surgawi batin). Saya jawab, "Saya tahu sedikit." Dan kata mereka, "Berarti itu Anda. Itu Anda. Anda seorang wanita dan Anda tahu tentang Suara Samudra di dalam batin, jadi yang kami cari bukanlah kepala wihara." Maka, kemudian saya harus memberi mereka inisiasi. Mereka datang dari jauh. Dan saya memberi mereka makanan untuk dimakan dan ekstra. Dan mereka kembali di lain waktu.

Tapi, mereka takut hantu. Mereka seharusnya menjadi pemburu hantu. Mereka adalah semacam pengusir setan. Mereka memang bisa melihat hantu. Dan suatu hari, mereka mendatangi saya, dan mereka ke atas, “Bisakah kami tidur dengan Anda di atas?” Saya jawab, “Kamarnya kecil. Saya tidak terbiasa tidur dengan orang lain. Kalian memiliki semua ruangan di bawah. Lebih nyaman, dan kamar mandi, segalanya untuk kalian. Toilet sangat mudah.​” Dia berkata, “Tidak, ada banyak sekali hantu di bawah sana, sekitar 300 setidaknya." Saya bilang, "Ya."  Saya bilang, “Ini adalah wihara. Hantu juga diterima.”  Tidak tertulis di luar bahwa hantu tidak boleh datang. Saya bilang, “Selain itu, wihara-wihara setiap hari juga memberi makan hantu," secara simbolis dengan mantra dan kemudian Anda memperbanyaknya. Itu hanya simbolis: tuang beberapa tetes air dan sedikit nasi, dan kemudian Anda memperbanyaknya, lalu para hantu datang dan juga mendengarkan kami melantunkan sutra Buddhis dan liturgi. Sesuatu seperti itu.

Bisakah Anda periksa di Internet untuk saya? Seperti memberi makan hantu atau berdoa kepada Tuhan sebelum Anda makan? Sudah lama saya tidak gunakan kata itu. "Jadi, itu sebabnya ini adalah rumah mereka.  Jadi, wajar jika mereka tinggal di sini, tapi mereka tidak akan mencelakai kalian, saya janji. Karena lihatlah saya, dan kepala wihara, dan orang lain, mereka datang dan pergi. Saya tinggal di sini, tak ada yang terjadi. Jangan khawatir. Selain itu, jika para hantu bisa berada di bawah, mereka juga bisa naik ke atas, jadi apa bedanya?”  Saya bilang, "Para hantu, mereka lebih bebas daripada kita. Mereka bisa naik ke atas begitu saja, lebih cepat daripada kita naik tangga. Jadi, jika Anda datang ke sini, apa bedanya?" Lalu dia berkata, “Tidak, tidak, itu berbeda. Tidak ada hantu di sini. Mereka hanya tinggal di lantai bawah. Di sini, Anda hanya punya tiga, empat Guru bersama Anda. Dan ada seorang Guru dengan janggut panjang yang besar. Namanya Baba Sawan Singh. Dan Guru-Guru lainnya…” Dia menyebutkan semua Guru dan semua itu.

Saat saya menginisiasi dia, dia lihat Baba Sawan Singh di dalam, dan Dia memberitahu dia nama-Nya dan bahwa Dia dan saya satu. (Wow.) Baba Sawan Singh dan saya satu.  Mengapa? Mengapa? Saya pikir saya sudah beritahu Anda sebelumnya? Iya kan?  Dan saya bilang, "Bagaimana Anda tahu nama Baba Sawan Singh?" Dia jawab, "Dia beritahu di dalam." Mereka sangat tulus dan sangat murni secara spiritual. Dan kemudian saya juga bilang, "Oke, jika Dia berkata begitu, maka memang begitu. Guru tidak akan berbohong kepada Anda. Untuk alasan apa?" Pengalaman batin, dan dia melihat Baba Sawan Singh membawanya untuk melihat Tuhan, di takhta Tuhan. Dan dia menangis, menangis. Dia bilang, "Saya tak pernah membayangkan, saya tak pernah… Sepanjang hidup saya, saya tak pernah membayangkan saya bisa mendekati takhta Tuhan dan berbicara kepada-Nya seperti itu.” Pada waktu itu, itu bukanlah Tuhan yang sangat tinggi, setidaknya di dalam Lima Dunia, tapi tetap saja, dia menangis. Oh, dia menangis tanpa henti. Saya bilang "Berhenti, jika tidak, Anda akan mengering.  Saya tidak akan melihat Anda lagi. Saya akan berkata, 'Di mana Azula? Di mana, di mana?'”  Lalu saya memberinya minuman dan semua itu dan oke. Mereka semua memiliki pengalaman batin yang bagus pada saat itu.

Kemudian mereka bahkan datang ke Taiwan(Formosa) menemui saya. Saat itu, saya tinggal di hutan, sebuah hutan, Yangmingshan. Kami tidak punya rumah atau apa pun; kami hanya punya tenda. Dan entah bagaimana, mereka menempatkan beberapa lembaran logam menjadi satu, membuat gubuk persegi kecil untuk saya. Saya membiarkan dia tinggal, lalu dia takut hantu lagi.  Saya bilang, “Bayangkan saja. Anda tanya para biarawati ini.” Saat itu, saya punya sekitar, entahlah, lebih dari sepuluh biarawati dan biarawan bersama saya. Kami berbagi pakaian. Kami tidak punya cukup uang untuk membeli pakaian. Saya memberi mereka pakaian saya. Saya hanya menyimpan satu untuk diri saya sendiri, karena kami tidak punya cukup uang untuk membeli pakaian, pakaian biarawati, dan kemudian kami baik-baik saja. Kami toh baik-baik saja. Kami senang. Kami tidak punya banyak uang, tapi kami senang.

Saya rasa saya menanam taoge dan sayuran untuk dijual. Maka, kami punya sedikit uang. Saya tidak ingat bagaimana kami bertahan hidup. Dan para biarawati masih membuat beberapa selebaran, seperti berita mingguan – satu kertas, satu lembar kertas – untuk menyalin beberapa ceramah yang saya sampaikan ke mereka,lalu kirim semuanya kepada siapa pun. Jadi, kami punya satu tenda besar, panjangnya sekitar tiga, empat meter dan lebarnya dua meter. Dan dia datang, dan saya biarkan dia tinggal di gubuk lembaran logam, dan dia masih takut kepada hantu, datang memberitahu saya, “Oh, begitu banyak hantu di sini. Bagaimana Anda tinggal di sini?” Kata saya,“Begitulah.Mereka tinggal di sini sebelum kita datang, jadi kita harus minta maaf kepada mereka, dan mereka izinkan kita tinggal.”

Karena gunung itu bernama Yangmingshan. Itu adalah taman nasional. Kecuali mereka yang sudah tinggal di sana – leluhur yang lama sekali mewariskan sebuah rumah – tidak ada yang boleh membangun rumah lagi. Dan itu seharusnya menjadi daerah yang sangat berhantu. Mereka membuat banyak lelucon tentang itu. Misalnya, kadang beberapa sopir taksi tidak berani membawa orang ke daerah itu. Karena ketika mereka membayar, itu bukan uang sungguhan. Ketika mereka kembali, mereka menyadari itu adalah uang hantu. Bukan sungguhan. Itu khusus. Itu adalah jenis uang hantu yang khusus.

Apa Anda tidak tahu cerita tentang Gunung Yangming? (Ya.) Itu betulan. Pernahkah Anda mendengarnya? Oh ya. Jadi, dia adalah saksinya. Saya tidak berbohong. Saya hanya dengar, tapi tidak yakin. Kami tinggal di sana. Tidak ada, tidak ada hantu yang berani mendatangi kami. Kami lebih ganas daripada hantu atau semacamnya. Saya bilang, "Jangan khawatir. Kita diinisiasi ke dalam Metode Quan Yin. Tak ada hantu yang bisa berbuat apa-apa kepada Anda. Lagi pula, Anda itu pemburu hantu! Anda adalah ahli dalam memburu hantu. Anda melakukan pengusiran setan! Bagaimana Anda takut pada hantu? Lalu jika klien Anda mendengar tentang ini, bagaimana mereka akan mendatangi Anda lagi?” Dia bilang, "Oh, terlalu banyak, terlalu banyak, dan hantu-hantu besar." Kata saya, "Besar atau kecil, mereka tak berbuat apa-apa kepada kita. Kita semua hidup bersama di sini dalam keharmonisan, karena kita tidak mengganggu mereka, mereka tidak mengganggu kita." Dia masih coba mendatangi saya sepanjang waktu dengan persoalan hantu, maka saya memberinya beberapa buah, apa pun yang kami miliki, “Ini buah yang bagus. Jika para hantu melihatnya, mereka tidak akan menyentuh Anda. Mereka tidak akan mendekat." Tak ada hantu yang ganggu kami. Mereka biarkan kami lihat mereka. Apakah kami lihat atau tidak, kami tidak terlalu peduli. Para hantu itu tidak berani muncul di depan saya dan para biarawati dan biarawan saya pada saat itu. Atau mungkin kami buta atau tuli terhadap dunia. Orang-orang berkata jika Anda tuli, Anda tidak takut pada meriam atau senjata; Anda tidak dengar apa-apa! Karena itu, suatu kali kami membuat lelucon yang sangat nakal. Kami bilang, "Jangan pulang terlalu larut." Kemudian yang lainnya, saya bilang kepada para biarawan-biarawati... Kadang mereka harus keluar untuk membeli barang, membeli makanan atau sesuatu.

Saya tidak ingat bagaimana kami bertahan hidup di sana. Setidaknya kami punya air. Ada anak sungai yang mengalir di sekitar tenda kami. Dan airnya sangat indah, sangat jernih. Dan kami bertahan hidup karena ada air di sana, jadi kami tidak peduli. Kami dulu minum air yang lebih buruk daripada itu; air kotor, saat kami tidak punya tempat. Kami berpindah-pindah, air apa pun kami minum, dan tidak terjadi apa-apa. Sungguh, kami dilindungi. Sebagian air sangat kotor, tetapi kami memakai kain kami, jubah biarawan kami atau sesuatu untuk menyaringnya dan kemudian dimasak. Tapi, airnya benar-benar sangat kotor. Kadang kami tidak punya tempat tujuan; kami tidak dapat menemukan tempat lain. Kami berada di jalan, jadi kami minum apa saja, dan tidak masalah. Di sana kami hanya memiliki sebidang tanah itu dan air mengalir sepanjang tahun – anak sungai kecil, tetapi mengalir sepanjang waktu, dan indah, jernih. Pertama kalinya kami melihat anak sungai jernih yang belum dirusak orang dan belum tercemar. Wow, kami sangat beruntung dan bahagia. Kami berencana untuk tinggal di sana selamanya.

( Guru, apakah yang ini? ) Tidak. Meng-shan berarti memberi makan... Tidak. Itu berarti "berterima kasih kepada para Buddha dan Bodhisattva dan memberi makan para hantu, dll." Itu berbeda. Bukan memberi makan biasanya. Tak sekadar beri makan seperti ini. Itu adalah ritual keagamaan. Anda menemukannya? ( Liturgi. Dikatakan: Liturgi berarti ibadah umum biasa yang dilakukan oleh suatu kelompok agama. ) “Ibadah umum biasa yang dilakukan oleh kelompok agama,” itu benar. Liturgi juga. Kita memuji Tuhan dan berterima kasih kepada Tuhan untuk bisa makan dan untuk makanan yang kita makan. Bentuk ibadah atau doa itu disebut "liturgi". Dan dalam Buddhisme, kita juga berterima kasih kepada Buddha dan semua itu, lalu kita memberi sedikit makanan untuk para hantu. Sebenarnya, hantu memang datang, lebih dari 300. Jadi, kami punya saksi. Ratu Azula melihatnya. Saya kira dia masih hidup di Amerika. Lama tidak bertemu. Saya terus berpindah area, jadi saya rasa dia tidak akan bisa mendapati saya lagi. Apa yang kami lakukan bukanlah "Meng-shan", yang adalah memberikan persembahan. Kebaktian pagi dan malam yang dilakukan umat agama Budha disebut "liturgi", yang juga ada dalam agama Katolik.

Liturgi. Jadi, ada lelucon tentang liturgi. Ada seorang pendeta yang pergi ke Afrika, mencoba menyebarkan ajaran Yesus, tapi dia harus melintasi hutan. Dan dia bertemu seekor singa. Singa itu ingin memakannya. Tentunya, dia tidak bisa lari. Maka, pendeta itu berlutut dan mengatakan beberapa hal. Dan singa itu bertanya, "Apa yang kamu katakan?" Karena dia berkata, "Biar aku lakukan liturgi dulu sebelum kamu makan aku." Lalu dia berlutut dan berdoa kepada Tuhan, mengucapkan "terima kasih" dan semua ini dan perihal "selamatkan jiwaku". Kemudian singa itu juga berlutut. Lalu pendeta itu berkata, "Aku berlutut untuk berdoa kepada Tuhan dan berdoa untuk menyelamatkan jiwaku dan menolongku. Untuk apa kamu berlutut?” Jawab singa itu, "Sebelum makan, kamu harus lakukan liturgi, bukan?" Sebelum makan, dia harus mengucap syukur,melakukan liturgi. Begitulah cara saya mengingat kata "liturgi". Singa yang saleh.

Jika saya terus menjadi breatharian, saya kira saya tidak dapat melakukan pekerjaan ini. Ini bidang yang berbeda. Kehidupan saya mungkin lebih baik. Tapi,saya rasa saya tak bisa lakukan pekerjaan lebih banyak atau lebih luas, seperti yang kini saya lakukan. Tapi, kadang saya berkata kepada diri sendiri,“Kamu suka cawe-cawe! Bagaimana bisa lakukan semua ini?” Bahkan Supreme Master Television sudah merupakan pekerjaan besar bagi saya. Bagaimana saya bahkan bisa memiliki anjing? Saya harus merias wajah, memakai pakaian, mendesain segala macam, dan bisnis. Bisnis juga kadang memberi saya masalah: staf, dan pajak, dan masalah akuntansi. Kadang saya berpikir, “Ya ampun. Kamu benar-benar orang yang suka cawe-cawe, ya kan?” Saya bicara, marah pada diri sendiri. Saya bilang, “Kamu satu-satunya yang harus disalahkan. Tak ada Tuhan,tak ada maya,tak ada setan, tak ada iblis,tak ada siapa pun. Kamu, satu-satunya.” Karena satu hal mengarah ke yang lain. Jika Anda memiliki bisnis, Anda harus mengurus ini dan itu dan itu.

Jika Anda memberi inisiasi, Anda harus pergi dan melihat orang ini dan itu. Anda harus mengurus mereka luar dalam. Ini tak seperti Anda bisa datang dan duduk di sini, dan saya tak rasakan apa pun dari Anda, saya tak rasakan tarikan apa pun, tarikan apa pun, tangisan apa pun, semua itu. Tidak seperti saya memberi Anda inisiasi lalu saya tak mendengar bahwa Anda di rumah mengalami masalah, menarik-narik foto Guru, dan menginginkan ini dan itu. Oke saja jika Anda benar-benar membutuhkan. Tapi, kadang Anda bahkan tidak membutuhkan. Anda hanya meminta ini dan itu untuk menguji Guru. Hal-hal ini tidak akan berhasil. Kerjakan pekerjaan rumah Anda. Anda berdoa kepada Guru saat Anda membutuhkan, tentu saja, tapi tidak selalu menyalahgunakan hubungan kita.

Tidak seperti Anda baru saja menikah dan punya anak lalu tidak ada masalah. Tidak. Masalah datang, dengan pernikahan dan dengan anak. Anda tidak akan tahu itu sampai Anda mengalaminya. Mirip. Hanya satu istri, satu anak, dan satu pekerjaan, dan satu rumah, dan Anda sudah memiliki banyak masalah. Saya punya banyak rumah karena, sebelumnya, saya terus pergi ke sana kemari dan setiap negara saya beli ini dan itu untuk Ashram. Dan kemudian, itu menjadi terlalu kecil dan saya bahkan tidak bisa menjualnya. Itu membutuhkan waktu. Dan sebelumnya, saya tidak punya siapa-siapa untuk membantu saya, jadi saya tuliskan atas nama saya, dan sekarang saya harus pergi ke sana untuk mengurusnya, karena beberapa negara tidak cukup hanya dengan paspor atau surat resmi. Anda harus pergi sendiri di depan notaris atau pengacara, bla, bla, bla. Masalah tak ada habisnya.

Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android