Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • polski
  • italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Others
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Maha Guru Ching Hai (Vegan) dalam Bahaya Efek dari Daging, Bagian 10 – Ganjaran dalam Kehidupan Selanjutnya

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Konsekuensi karma mengonsumsi daging termasuk didalamnya adalah penderitaan menyakitkan di akhirat. Pada acara kami hari ini, kami akan berbagi kepada Anda kisah menakutkan tentang hukuman di neraka yang menanti bagi mereka yang mengonsumsi daging atau yang terlibat dalam bisnis daging. Kisah pertama adalah pengalaman pribadi dari salah satu anggota Asosiasi kami.

Kami sekarang berbagi dengan Anda kisah lain yang diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai tentang retribusi akhirat bagi mereka yang menyajikan daging di rumah makan mereka.

Kita harus menjaga sila-sila dengan ketat. Sila pertama adalah tak membunuh. Sila ini tidak boleh dilanggar. Melanggar sila itu akan memberi Anda banyak masalah. Selain dari umur yang lebih pendek, ketidaknyamanan tubuh, banyak penyakit, seperti penyakit yang tidak bisa diobati itu, semuanya berasal dari karma buruk pembunuhan. Karma membunuh sangat, sangat serius.

Apa saya sudah bercerita pada Anda kisah orang Âu Lac (Vietnam)? Dia bukan seorang praktisi spiritual. Ia mencari nafkah dengan menjual bubur ayam dan bebek. Mengorbankan banyak nyawa untuk memasak bubur ayam atau bebek. Suatu hari, dia sakit parah dengan penyakit yang tidak diketahui. Pada akhirnya, kondisinya demikian sangat buruk sehingga dia tidak bisa bergerak, terbaring di sana seolah-olah dia sudah mati. Masih ada kehangatan di sekitar jantungnya jadi keluarganya tidak ingin menguburnya. Jadi dia dibiarkan terbaring di sana tidak bergerak selama beberapa hari sebelum akhirnya dia kembali hidup dan bangun. Setelah dia bangun, dia memberi tahu keluarganya apa yang telah dia alami, dan kemudian menulis buku untuk memberitahu orang seperti apa rasanya ketika dia berada di neraka. Setelah dia kembali, dia berkata ketika dia pergi ke sana, dia melihat dirinya digigit oleh ratusan ribu bebek, ayam, dan babi di sekujur tubuhnya. Itu sangat menyakitkan. Hanya pada saat itu dia ingat bahwa suatu kali dia melewati sebuah kuil, seseorang mengajarinya melafalkan nama Bodhisattva Quan Yin.

Sang Guru segera datang, dan meminta ayam-ayam dan bebek-bebek itu berhenti sejenak. Lalu penjual bubur itu berkata, “Patukan mereka menyakiti saya terlalu keras. Tolong selamatkan saya.” Bodhisatwa Quan Yin menjawab, “Ini adalah karma buruk Anda. Bagaimana bisa menyelamatkanmu? Saat engkau membunuh mereka, mereka juga menjerit untuk hidup, tetapi engkau tidak punya belas kasihan untuk menyelamatkan hidup mereka. Sekarang dari siapa engkau memohon ampunan?” Kemudian orang itu menjawab, “Saya bertobat sekarang. Saya bodoh dan tidak tahu. Sekarang jika engkau menyelamatkan saya, dan mengizinkan saya kembali, saya pasti akan melakukan perbuatan baik, berlatih rohani, kemudian mengirimkan pahala itu kepada mereka. Sekarang jika engkau tak menyelamatkanku, meskipun saya digigit sampai mati, apa gunanya untuk kedua pihak?”

Bodhisatwa Quan Yin bersabda, “Oke,” dan berbalik ke ayam, bebek dan babi itu, “Apa kalian mendengarnya? Apa kalian setuju sekarang?” Hewan-hewan berkata, “Baiklah.” Meskipun mereka setuju, Bodhisatwa Quan Yin melanjutkan, “Karmamu terlalu berat, dan tidak bisa dihapus dengan mudah.​​” Pria itu lalu bertanya, “Lalu bagaimana saya bisa dibersihkan dari karma saya? Saya bersedia menerima hukuman apa pun.” Bodhisatwa Quan Yin lalu membawanya ke aula hukuman, di mana ada banyak alat untuk tujuan penyiksaan.

Beberapa orang harus memotong lidah atau hidungnya. Mereka dipotong di mana karma mereka berada. Bodhisatwa Quan Yin harus membersihkan karma buruknya, jadi pria itu diminta untuk berlutut dan menelan arang besi panas yang terbakar. Pria itu berkata, “Bagaimana saya bisa menelannya?” Petugas arwah itu menjawab, “Anda harus meskipun Anda tidak mau.” Sebelum dia menyelesaikan kalimat itu, arang besi yang terbakar itu sudah ada di dalam mulut pria itu. Dia tidak tahan sama sekali. Arang itu menyebar di dalam tubuhnya. Katanya setiap kali ada beberapa arang yang berjejal masuk mulutnya, tidak hanya satu. Dia mengatakan seakan-akan jiwanya terkoyak, dan seluruh tubuhnya tercabik-cabik dan hancur menjadi debu. Dia mengatakan rasa sakitnya tak terlukiskan. Hukumannya berlangsung seperti itu beberapa kali, dan arang besi yang terbakar terus berjejal masuk. Dia tidak tahan. Itu adalah karma buruknya. Kekuatan karma terus memasukkan arang ke dalam. Dia sangat kesakitan, dan tidak bisa hidup atau mati tak peduli bagaimana dia memohon. Jadi, akhirnya, dia selesai menelannya. Lalu Bodhisatwa Quan Yin berkata, “Baik, sekarang Anda bisa kembali. Ingat berlatihlah dengan tekun. Jangan lagi melakukan pekerjaan yang melibatkan pembunuhan. Jangan makan daging lagi. Patuhilah Lima Sila. Nanti, seseorang akan datang untuk memberimu inisiasi, dan mengajarkanmu metode pembebasan.”

Tiba-tiba, petugas arwah itu mendorongnya, dan dia kembali ke dunia fana, dan mulai bernapas lagi. Ini adalah kisah yang dia ceritakan, dan itu dituliskan. Dia menghabiskan semua uangnya untuk mencetak buku itu, dan memberikan gratis ke orang-orang. Dalam kata pengantar buku itu, dia menyatakan bahwa tiap kalimat yang dia tulis itu nyata. Untuk meyakinkan para pembaca, dia bersumpah kepada semua Budha dan Bodhisatwa bahwa jika dia berbohong satu kata saja, dia akan dikirim ke neraka abadi.

Dia menyarankan orang-orang untuk melakukan perbuatan baik, berhenti membunuh, menjadi vegan, mematuhi sila-sila, dan berlatih rohani.
Tonton Lebih Banyak
Episode  10 / 20
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android